Oleh : Farah AlFairuz
Kelas 6D
Tokoh = Luna & Arin
Sejak awal sekolah dasar,Luna dan Arin sudah sangat akrab. Mereka adalah teman sebangku yang tak pernah bertengkar dan selalu Bahagia. Kemana-mana mereka selalu Bersama, keduanya benar-benar saling menyayangi.
Pekerjaan ayah Luna adalah pengusaha yang sering sekali mondar-mandir ke luar kota, bahkan di usianya yang sekecil itu, Luna sudah memjelajahi 3 kota. Sedangkan Arin adalah seorang anak tunggal dan orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. Hal tersebut membuat Arin seringkali menginap di rumah Luna. Keluarga Luna juga sudah menganggap Arin bagian dari keluarga mereka.
Suatu waktu, pada saat pelajaran Matematika tiba-tiba Luna memberi tahu jika mereka sepertinya akan berpisah. Arin pun kaget, apa maksud Luna berkata begitu.
“Rin, ayahku bilang kita mau pindah ke luar negeri,” ujar Luna dengan mata berkaca-kaca
“Apa? Kenapa harus luar negeri? Kapan kalian berangkat?”
“Dalam waktu dekat.”
Setelah beberapa hari berlalu, mereka melewatinya dengan selalu tersenyum, meskipun sebenarnya mereka tidak benar-benar tersenyum. Hingga tiba hari dimana mereka harus berpisah.
Namun, yang membuat Arin kecewa Luna tidak mengucapkan sepatah kata apapun tentang kepergiannya. Arin sangat sedih, dia bahkan terus menangis sendirian.
Setelah beberapa tahun berlalu, kini Arin sudah sedikit lupa pada Luna. Mereka sudah tidak pernah berkirim kabar semenjak kepergian Luna yang tanpa pamit. Setelah lulus SMA, Arin diterima di salah satu kampus di Jepang. Ia memberitahu ibunya jika lusa akan berangkat.
“Bu, kenapa jantungku berdegup kencang? Aku tidak yakin bisa bertahan hidup disana. Semalam tiba-tiba aku memimpikan Luna. Kami berdua tertawa Bersama-sama.”
“Mungkin itu pertanda kalian akan dipertemukan Kembali,” Ujar ibu dengan lembut.
“Ah sudahlah, Bu. Aku tidak ingin memikirkan Luna lagi,” Kata Arin dengan sorot mata yang sendu.
Setelah semuanya sudah siap, Arin diantar oleh ibu dan juga teman-temannya sampai bandara. Terlihat suasana yang mengharukan karena mereka semua tidak ingin berpisah dengan Arin. Tapi, mereka semua tahu jika kuliah di Jepang adalah mimpi Arini sejak kecil. Jadi, mereka melepaskan Arin dengan penuh bangga.
Sesampainya di sana, Arin langsung mengunjungi kampus untuk menuju asramanya. Di kampus, Arin menemui banyak orang dari berbagai belahan dunia, bahkan juga banyak yang datang dari Indonesia.
Setelah mengambil segala perlengkapan yang diberikan oleh kampus termasuk kunci kamarnya, akhirnya ia berjalan mencari dimana letak kamarnya
Tak butuh waktu yang lama, ia sudah menemukan kamar tersebut. Ruangan tersebut memiliki 4 kamar yang kosong. Sudah ada dua yang terisi, ia dan mahasiswa dari Malaysia. Tak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk, dan seseorang pun masuk.
“Hello guys. I am Luna, student from korea selatan. Nice to meet you guys.”
Arin merasa tidak asing dengan suara itu.
“Luna? Apakak kamu Luna sahabatku?”
“Arin? Kamu juga kuliah disini? Bagaimana kabarmu? Maafkan aku yang dulu tidak sempat pamit padamu. Aku hanya tidak sanggup melihar dirimu,” Ujar Luna sambil memeluk Arin erat-erat.
“Iya, aku memaafkanmu Luna. Yang terpenting sekarang kita Bersama. Aku sudah Bahagia.”
TAMAT