Oleh : Lely Suherliyanti, S.Pd
Guru merupakan profesi yang tidak pernah terbayangkan oleh saya. Meskipun di bangku kuliah pernah mengajar les anak SD, namun tidak terbayangkan akhirnya akan menjadi seorang guru formal mengajar di sebuah kelas. Lingkungan keluarga besar sepertinya membantu saya membentuk menjadi seorang guru. Menjadi guru adalah hal yang saya syukuri. Enambelas tahun sudah saya membersamai anak- anak di SDIT IQRO'. Tempat dimana saya belajar banyak hal dan melalui fase-fase kehidupan.
SDIT IQRO’ memberikan banyak hal yang saya dapat hingga dapat menjadi bekal untuk mengajar di kelas. Masih teringat awal bergabung bersama keluarga besar SDIT IQRO’, kami guru-guru baru diberikan pelatihan manajemen pengelolaan kelas, berbagai jenis permainan dalam pembelajaran dan teknik bercerita untuk anak sekolah dasar.
Waktu belajar SDIT yang panjang, menjadikan kita sebagai guru harus memiliki cara atau strategi untuk menjadikan pembelajaran tidak membosankan. Bercerita adalah salah satu kegiatan yang menjadi sarana pembelajaran untuk murid-murid tercinta. Pelatihan mendongeng yang pernah diadakan sekolah untuk para guru, menjadi modal untuk saya menanamkan ahlak kepada murid-murid tercinta. Dengan mengubah-ubah suara mengikuti tokoh yang kita ceritakan menjadikan hal yang menyenangkan untuk muri-murid. Pernah suatu waktu, saya membawakan sebuah cerita sehingga para murid terkaget-kaget dengan tiba-tiba suara saya yang menggelegar membuat mereka sampai tertawa lepas. Saya juga kadang suka membawakan cerita dengan nama tokoh yang lucu hingga mudah diingat murid. Hal itu membuat cerita yang kita sampaikan mengena di hati mereka.
Pernah suatu waktu, ada orangtua murid yang putranya apabila bepergian selalu pipis apabila dalam melakukan sebuah perjalanan. Kebetulan jadwal minggu depan, kelas saya saat itu ketika mengajar kelas 2 kebetulan akan melakukan EFT (Education Filed Trip). Sang Bunda khawatir, Ananda tercinta akan minta banyak berhenti di perjalanan. Karenanya beliau berbicara kepada saya sebagai gurunya agar menasehati sebelum perjalanan buang air kecil terlebih dahulu. Sehari sebelum melakukan perjalanan tersebut saya bercerita tentang menaati nasehat orangtua dan persiapan dalam melakukan perjalanan melalui cerita. Saya lihat murid yang bersangkuntan khusu mendengarkan cerita karena Saya membawakan nama tokohnya lucu dan ciri-cirinya seperti kebiasaan murid tersebut. Alhamdulillah keesokan harinya, di perjalanan tidak ada murid yang minta ke kamar mandi terus menerus. Apakah karena mereka sudah melakukan persiapan di awal atau mungkin karena cerita bu guru di kelas. Waallohu ‘alam.
Lebih menyenangkan lagi pernah juga ada murid yang bisa menceritakan kembali sebuah cerita yang didengar seperti gurunya bercerita. Sangat mengejutkan ternyata anak itu meniru apa yang gurunya lakukan. Meskipun dengan suara yang masih pelan namun keberanian bercerita dengan mengubah-ubah suara seperti gurunya lakukan adalah hal yang istimewa.
Bercerita ini biasanya dilakukan di pagi hari saat mengawali pembelajaran. Pernah Saya membawakan sebuah cerita hikmah tentang bagaimana seorang murid sangat menghormati gurunya. Saat membawakan cerita ini, Saya membawa suasana murid saat itu dalam suasana yang syahdu. Ketika asyik bercerita di penghujung cerita ada seorang murid yang menyampaikan bahwa temannya menangis karena sedih hingga matanya berkaca-kaca. Hikmah cerita yang diterima menjadikan hatinya tersentuh. Hal yang menyenangkan lagi bagi saya apabila esok harinya murid-murid, berceloteh..” Bu, cerita lagi dong!!!”
Tidak hanya pelajaran umum yang disampaikan di sekolah. Namun nilai-nilai kebaikan, akidah yang lurus dan ahlak yang baik yang kami harapkan dari siswa. Nilai dapat dikejar dengan belajar yang instan namun ahlak perlu waktu untuk menempanya.
Ayo teman-teman kecil… mari bergabung bersama kami di keluarga besar SDIT IQRO’ yang Benar…Pintar…Segar…
Terimakasih bagi yang sudah membaca. Semoga bermanfaat.
Wassalam.