Karya: Nur Andini, S.Ag
Bersyukur bukan hanya sebatas ucapan Alhamdulillah. Bersyukur adalah sikap. Itu adalah gaya hidup. Itu adalah cara berpikir. Teruslah bersyukur. –Nouman Ali Khan
Rasa syukur adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim. Dalam psikologi, Rasa syukur adalah sebuah respon perasaan penuh terimakasih dan rasa senang ketika menerima sebuah pemberian, baik sesuatu yang jelas manfaatnya dari momen tertentu maupun keadaan berkah dan damai yang ditimbulkan oleh keindahan alam.
Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah, bersyukur merupakan setengah dari keimanan dan setengahna lagi adalah sabar. Dengan begitu, sabar dan syukur sama-sama membawa kepada rahmat-Nya sebagaimana Nabi Ayyub yang dicintai Allah karena sabarnya dan Nabi Sulaiman juga dicintai Allah karena syukurnya.
Dalam kitab ats-Tsiqat, ada sebuah kisah tentang Abu Qilabah yang memiliki keterbatasan dalam fisiknya. Beliau memiliki tangan dan kaki yang lumpuh, telinganya sulit mendengar, matanya pun tidak dapat melihat. Beliau hanya memiliki satu hal yang kelak membawanya ke syurga, yaitu bibir yang senantiasa berdzikir dan bersyukur. Suatu hari, beliau berdoa “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Dalam kisah Abu Qilabah ini, kita belajar tentang pentingnya bersyukur dalam segala kondisi. Meskipun Abu Qilabah memiliki banyak keterbatasan dan cobaan hidup yang berat, dia tetap bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadanya. Ia menghargai lisan yang masih bisa berdzikir dan bersyukur.
Menurut Salim A. Fillah, dengan hadirnya sabar dan syukur itulah, Nabi nyatakan betapa menakjubkan hidup dan ihwal orang beriman. Semua urusannya adalah kebaikan. Sebab atas musibah dia bersabar, dan sabar itu membuatnya meraih pahala tanpa hingga, dicintaiNya, dan dibersamai Allah Subhanahu Wata’ala di segala rasa. Sebab dalam karunia dia bersyukur; maka syukur itu membuat sang nikmat melekat, kian berganda berlipat, menenggelamkannya dalam rahmat. Tapi hakikat sabar dan syukur sebenarnya satu saja; keduanya ungkapan iman tuk menyambut penuh ridha segala kurniaNya, apapun jua bentuknya.